Tuesday 27 February 2018

Mempersiapkan Pribadi Kita Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Mempersiapkan Pribadi Kita Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Mempersiapkan Pribadi Kita Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Allah SWT memberikan keutamaan sebagian manusia di atas sebagian manusia lainnya, seperti halnya sebagian tempat tertentu di atas sebagian lainnya, juga sebagian waktu tertentu di atas sebagian waktu yang lainnya pula. Pada kali ini khususnya Bulan Suci Ramadhan telah diberikan keutamaan Oleh Allah SWT yang sangat luar biasa di atas bulan-bulan lainnya.

Allah SWT Berfirman :
وَربُّك يخلق ما يشاء ويختار ما كان لهم الخيرة (القصاص)
“Dan Tuhanmu menciptakan sesuatu yang Dia kehendaki dan memilihnya, dan tidak ada pilihan bagi mereka untuk memilih” QS al-Qashash:68).
Syekh ‘Abdur Rahman as-Sa’di saat memberikan tafsiran pada ayat tersebut, berkata ”Ayat ini menjelaskan segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT atas kehendak-Nya, dan berlaku kehendak Allah bagi semua ciptaa-Nya dan kemahaesaan-Nya dalam hal mengistimewakan apapun yang Allah kehendaki, baik hal itu terkait manusia maupun yang lainnya.”

Ayat di atas menegaskan pula, bahwa Bulan Ramadhan yang Allah SWT istimewakan tersebut lebih baik di atas bulan yang lainnya, dan merupakan kehendak serta kepemilihan-Nya sebagai Pencipta. Sehingga di dalam Bulan Ramadhan Allah berikan kewajiban Puasa sebagai rukun islam yang kelima dan Allah berikan keutamaan ibadah yang berlipat ganda.

Sungguh Allah SWT memberikan keistimewaan yang luar biasa penuh berkah dan barokah, sebagai suatu waktu yang besar guna mendapatkan kemulian di akhir zaman nanti. Hal ini sudah merupakan kesempatan yang langka bagi umat islam yang bertakwa untuk memperlombakan dirinya dalam menjalankan ketaatan dan pendekatan yang lebih baik kepada-Nya.
Bagaimanakah Seorang Muslim yang Taat Menyambut Bulan Suci Ramadhan?
Bulan Ramadhan penuh dengan kemulian serta kebarokahan, di dalamnya dilipatgandakan pahala amal-amal kebaikan, diwajibkan amal ibadah yang agung, dibukakan pintu surga dan ditutuplah pintu neraka. Oleh sebab itu, Bulan ini adalah peluang dan kesempatan berharga yang selalu ditunggu-tunggu setiap tahunnya oleh orang muslim yang beriman kepada Allah SWTdan bagi yang ingin meraih keridhaan-Nya.

Dan karena istimewanya Bulan Ramadhan ini, Nabi Muhammad SAW senantiasa memberikan kabar yang gembira kepada para sahabatnya akan kedatangan bulan ramadhan yang penuh akan keberkahan ini.

 Abu Hurairah r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Telah datang Bulan Suci Ramadhan yang penuh akan keberkahan, Allah SWT mengharuskan kalian untuk puasa di dalamnya, pintu surga dibuka, pintu neraka ditutupdan syetan-syetan terbelenggu. Pada Bulan Ramadhan ini terdapat malam lailatul qadar malam yang lebih baik dari pada 1000 bulan, siapapun yang terhalang untuk memperoleh kebaikan malam itu, maka sesungguhnya dia telah terhalang akan keutamaan yang agung.”

Imam Ibnu Rajab, mengomentari hadits ini, beliau mengatakan “Bagaimana tidak gembira orang yang beriman dengan terbukanya pintu surga? Bagaimana tidak gembira orang yang sering melakukan dosa dengan tertutupnya pintu neraka? Dan bagaimana tidak gembira orang yang berakal ketika syetan-syetan terbelenggu?”

Para ‘Alim Ulama zaman dulu, jauh sebelum tibanya Bulan Ramadhan selalu berdo’a kepada Allah SWT secara sungguh-sungguh supaya mereka dapat bertemu dengan Bulan Suci Ramadhan, Sebab menemukan Bulan Suci Ramadhan adalah nikmat luar biasa untuk orang-orang yang diberikan taufik dan hidayah oleh Allah SWT. Mu’alla bin al-Fadhal mengatakan ”orang-orang dahulu senantiasa berdo’a kepada Allah SWT 6 bulan sebelum datangnya Bulan Ramadhan, mereka berdo’a supaya dapat bertemu dengan Bulan yang mulia ini. Kemudian setelah selesei Bulan Ramadhan mereka berdo’a kepada Allah SWT selama 6 bulan agar amal perbuatan yang mereka kerjakan diterima oleh Allah SWT.”

Maka seyogyanya bagi seorang muslim yang taat, dapat mengambil tauladan dari ulama salaf tersebut, dengan cara bersungguh-sungguh berdo’a kepada Allah SWT dan mempersiapkan diri pribadinya untuk mengeruk habis pahala kebaikan, ampunan dan ridha Allah SWT, supaya di akhir hayat nanti dapat menemukan kegembiraan dan kebahagian yang hakiki saat bertemu denga Allah SWT dan memperoleh ganjaran yang luar biasa dari amal perbuatan mereka. Rasulullah SAW bersabda “ seseorang yang sedang berpuasa akan merasakan 2 kebahagian yang besar, pertama saat berbuka dan kedua saat dia dipertemukan Allah.”

Persiapan dalam artikel kali ini, tentu saja bukan dengan cara memborong makanan dan minuman lezat di toko untuk persiapan sahur dan membalas dendam saat berbuka puasa. Juga bukan dengan persiapan mengikuti semua acara di TV yang mana lebih banyak rusak dan melalaikan dari mengingat Allah SWT dari pada kemanfaatan yang diinginkan, itupun kalau ada manfaat, kalau tidak tambah merugi nantinya.

Akan tetapi persiapan yang dimaksud dalam artikel kali ini adalah mempersiapkan pribadinya baik lahir maupun batin guna melakukan ibadah puasa dan ibadah sunnah yang luar biasa pahalanya. Yaitu dengan menambah materi tentang Ramadhan, dengan hati ikhlas mencari petunjuk serta sunnah Nabi yang ada kaitannya dengan Bulan Suci Ramadhan. Sebab balasan atau pahala yang akan diperoleh oleh seorang hamba dari amal shaleh yang dikerjakan akan dilihat dari persiapannya karena jika persiapannya kurang sempurna, nantinya bakal kurang pula keikhlasan, ibadah dan amal kebaikan yang akan dilaksanakan.

Hal ini telah diberitahukan dalam Sabda Nabi Muhammada SAW, “ Sungguh benar seorang hamba yang mengerjakan shalat, akan tetapi tidak ditulisakan untuknya pahala shalat tersebut kecuali sepersepuluh, spersembilan, seperdelapan, sepertujuh, seperenam, seperlima, seperempat, sepertiga atau seperduanya.

Juga terdapat dalam hadits lain “Kadang seseorang yang melaksanakan ibadah puasa tidak mendapatkan bagian pahala puasanya kecuali lapar dan dahaga.” Dalam kedua hadits memberikan petunjuk bagi semua, bahwa persiapan meraih kebaikan jangan sampai disia-siakan saja, kita harus mencari lebih banyak informasi yang ada kaitannya dengan ibadah kita, khususnya Puasa.
Meraih Ketakwaan dan Kesucian Jiwa Dengan Cara Puasa Bulan Ramadhan.

Hikmah paling utama diwajibkannya ibadah puasa sebagai rukun islam yang ke 5 adalah untuk mencapai derajat ketakwaan yang lebih tinggi lagi, yang hakikatnya untuk memperoleh kebersihan jiwa dan kesucian hati. Maka Bulan Suci Ramadhan adalah peluang dan kesempatan yang amat berharga bagi seorang muslim untuk membenahi pribadinya agar mendapatkan ketakwaan yang sempurna.

Allah SWT berfirman :

ياأيها الذين أمنوا كُتِب عَليكمْ الصّيام كما كُتب على الذين مِن قبلكُم لعلكم تتقون

Wahai orang-orang yang beriman, diharuskan (diwajibkan) bagi kalian untuk berpuasa, seperti halnya diharuskan bagi orang-orang sebelum kalian, supaya kalian bertakwa.” (QS al-Baqarah:183).

Imam Ibnu Katsir mengatakan tentang ayat tersebut, “ Di dalam ayat ini Allah SWT berfirman yang ditujukan kepada semua orang yang beriman dan memberikan perintah kepada mereka untuk beribadah dengan cara berpuasa, ini artinya diharuskan untuk menahan diri dari makan, minuman dan hubungan suami-istri dengan berniat karena Allah SWT saja. Sebab berpuasa adalah alasan untuk mencapai kebersihan hati dan kesucian jiwa, juga menghapus noda-noda uruk yang telah mengotori hati dan peilaku yang kurang baik.”

Syekh Abdur Rahman as-Sa’di memberikan penjelasan tentang unsur-unsur ketakwaan yang bisa dicapai dalam beribadah puasa, di bawah in penjelasan beliau

-Orang yang berpuasa sejatinya meninggalkan segala hal yang sudah diharamkan Allah SWT, diantaranya makan, minum, berhubungan badan dan lain sebagainya, yang mana semua itu senantiasa diingini nafsu manusia, mereka berkeinginan lebih dekat kepada Allah SWT dan berharap akan balasan yang lebih besar. Hal ini merupakan takwa kepada Allah SWT.

-Orang berpuasa melatih dirinya merasakan muraqabtullah(senantiasa merasa dalam pengawasan Allah SWT), sehingga dia bisa meninggalkan apapun yang diinginkan nafsunya, padahal dia mampu mengerjakannya, akan tetapi dia merasa takut karena dia mengerti Allah Maha Mengawasi setiap gerak-geriknya.

-Sesungguhnya ibadah puasa akan mempersempit jalan yang dilalui setan dalam tubuh manusia untuk menggoda manusia dengan segala bujuk rayunya. Karena sesungguhnya setan benar-benar beredar dalam tubuh manusia melalui aliran darahnya, maka dengan berpuasa akan melemahkan kekuatan dan berkurangnya perbuatan tercela orang yang berpuasa.

-Orang yang berpuasa secara umum memperbanyak melaksanakan ketaatan secara continue, amal-amal ibadah dan perbuatan-perbuatan terpuji. Hal ini merupakan bagian dari ketakwaan.

-Orang kaya yang berpuasa akan merasakan rasa lapar dan dahaga hingga ia berbuka puasa. Hal ini akan menimbulkan perasaan iba dan akan menolong orang miskin dan tidak mampu, ini juga bagian dari sebuah ketakwaan.

Bulan Ramadhan adalah musimnya kebaikan untuk membiasakan dan melatih pribadinya memiliki  karakter yang terpuji, salah satunya adalah sabar. Sifat sabar memiliki kedudukan yang tinggi dalam islam, bahkan jika tidak ada sifat ini berarti keimanan seseorang akan pudar dan kemudian hilang, Imam Ibnul Qayyim memberikan gambaran tentang sifat sabar. “ Sesusungguhnya (kedudukan) sifat sabar dalam keimanan seseorang ibarat kedudukan kepala manusia terhadap tubuhnya,  jika manusia tidak memiliki kepala maka tiada lain kehidupan telah sirna bagi tubuhnya.”

Sifat sabar, memiliki kaitan yang erat dengan ibadah puasa, bahkan puasa sendiri adalah termasuk di dalam kesabaran. Oleh sebab itu, nabi Muhammad SAW di dalam haditsnya menamakan bulan Ramadhan sebagai bulan kesabaran (sahru shabr). Tanpa kesabaran di dalam puasa pahala orang tersebut tiada sempurna.

Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda tiada batas bagi orang yang berpuasa, sebagaimana Nabi, “ semua amalan shalih yang dikerjakan akan dilipatgandakan, satu kebaikan, sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat. Allah SWT berfirman: “Kecuali amal puasa (ganjarannya tiada batas). Karena puasa itu (khusus) hanya untuk-Ku dan Akulah yang akan memberikan pahal kebaikan baginya.”

Demikian halnya sifat sabar, ganjaran pahalanya tiada batas. Allah SWT berfirman :

"اِنّما يُوفَّى الصابِروْنَ أجْرهُمْ بِغيْرِ حِسابٍ (الزمار:10"

“Sesungguhnya orang yang sabar akan diberikan kesempurnaan pahala mereka tanpa ada batas.” (QS az-Zumar:10).

Imam Ibnu Rajab al-Hambali mengatakan. ” sabar ada 3 macam: sabar dalam menjalan perintahNya, sabar dalam meninggalkan laranganNya dan sabar dalam menghadapi qodho qadarNya. 3 macam sabar ini berkumpul ketika menjalankan Ibadah puasa, karena saat berpuasa kita harus bersabar dalam menjalankan perintahNya, sabar dalam meninggalkan laranganNya dan sabar dalam ketentuanNya.” Maka benar sekali bahwa puasa dan sifat sabar memiliki hubungan yang sangat erat.
Semoga bermanfaat mohon maaf jika ada kekuragan dalam artikel yang admin share.
Kunir, 27 Feb 2018

No comments:

Post a Comment

Silahkan Bekomentar dengan Bijak dan Sesuai dengan Topik yang sedang kita bahas