Monday 26 February 2018

Persiapan Menyambut Bulan Suci Ramadhan

Persiapan Menyambut Bulan Suci Ramadhan
Persiapan Menyambut Bulan Suci Ramadhan


Bulan Ramadhan sebentar lagi di depan mata, bulan yang selalu dinanti dan ditunggu oleh umat muslim, bulan yang senantiasa diwarnai dengan segala amal shalih, ibadah dan ketaatan ; tilawatil qur’an, shalat lail, shiyam, sodaqoh, mendatangi majlis ilmu, peduli terhadap orang tak mampu dan lain sebagainya. Inilah bukti nyata kesempurnaan dan keindahan agama islam, mengajarkan sikap yang baik dan perbuatan yang terpuji.

Allah SWT berfirman : ”Pada hari ini (telah) Aku sempurnakan bagimu agamamu, Aku (telah) cukupkan bagimu nikmat-Ku dan Aku (telah) ridha (agama) islam sebagai agama bagi kamu.” (QS al-Maaidah : 03)

Nabi Muhmmad SAW bersabda : ”Agama Islam dibangun di atas 5 perkara : sahadat bahwasannya tiada sesembahan yang benar selain Allah dan Nabi Muhammad adala utusan Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, menunaikan ibadah haji ke baitulloh, dan berpuasa Ramadhan.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar r.a. )

Bulan Ramadhan adalah bagian dari perjalanan manusia (umat islam khususnya) yang Allah SWT ciptakan untuk dimanfaatkan dalam ketaatan kepadaNya dan menjauhi segala laranganNya, di mana setiap hari setan terus berusaha dan berupaya untuk menjerumuskan manusia ke dalam kesesatan. Allah SWT berfirman :”Demi Masa, sesungguhnya manusia (benar-benar) berada dalam kerugian, kecuali orang2 yang beriman, beramal solih, saling menasihati dalam kebenaran dan dalam menetapi kesabaran.” (QS al-Asr: 1-3).


Melaksanakan ibadah puasa adalah bagian dari keimanan umat islam. Imam Bukhari r.a. membuat bab dalam kitab shahihnya dengan judul Bab Puasa Ramadhan dengan harapan pahala dari puasa Ramadhan bagian dari keimanan. Dalam sabda Nabi Muhammad SAW, “Barang siapa yang beribadah puasa dalam bulan Ramadhan karena iman dan mengharap kebaikan maka akan diampuni semua dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah r.a.)

Lezatnya Ketaatan dalam Beribadah
Seorang hamba Allah yang sadar bahwa Allah SWT adalah sesembahannya, agama Islam sebagai agamanya dan Nabi Muhammad SAW sebagai utusanNya tentu akan merasakan akan lezatnya ketaatan dalam beribadah dan melakukan amal-amal shalih, dia tidak akan merasakan berat atau sempit (waktu) saat menunaikan kewajiban ibadahnya.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Akan merasakan lezatnya keimanan, orang yang telah ridha Allah sebagai tuhannya, Islam sebagai agamanya dan nabi Muhammad sebagai utusan Allah SWT.” (HR Muslim dari al-Abbas bin Abdul Muthalib r.a.)

Iringi Amal Shalih dengan Sifat Ikhlas
Ibadah Puasa pada bulan Ramadhan adalah amal shalih yang sangat utama. Bahkan ia salah satu rukun islam. Sementara amalan shalih yang tidak diiringi dengan keikhlasan tidak akan bernilai di sisi Allah SWT. Allah SWT berfirman, “ Maka barang siapa yang mengharapkan perjumpaan dengan tuhannya hendaknya dia melakukan amal shalih dan tidak menyekutukan dalam beribadah kepada Rabnya dengan sesuatu apapun.” (QS al-Kahfi:110)

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya setiap amal shalih dinilai dengan niatnya, dan bagi setiap orang apa yang diniatkannya.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Umar bin Khatab r.a.)

Melandasi Ibadah Puasa dengan Ketakwaan
Takwa alah menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi segala laranganNya. Thalq bin Habib r.a. menjelaskan tentang ketakwaan, “Takwa adalah kamu melaksanakan ketaatan terhadap perintah Allah SWT dengan mengharapkan pahala kebaikan dari Allah SWT. Dan kamu menjauhi (meninggalkan) kemaksiatan kepada Allah SWT karena takut terhadap hukuman (‘uqubah) Allah SWT.”

Puasa tidak hanya menahan dahaga dan lapar, lebih dari itu puasa merupakan ketundukan penuh seorang hamba kepada Tuhannya yang sudah menciptakannya dan mengkaruniakan kepadanya segala bentuk kenikmatan. Allah SWT berfirman, “Wahai umat manusia, Sembahlah Tuhanmu, yang telah menciptakannmu dan orang sebelum kamu, mudah-mudahan kamu bertakwa. “QS al-Baqarah:21).

Amal shalih (ibadah) adalah segala hal yang diridhai dan dicintai Allah SWT, berbentuk perbuatan dan ucapan, yang nampak dan tak nampak, amal shalih mempunyai tiga pondasi amalan hati,: cinta, harap dan takut. Seseorang yang beribadah (beramal shalih) kepada Allah SWT harus menyertai amalannya dengan tiga hal tersebut. Beribadah hanya cinta saja kliru, ibadah hanya harap saja kliru, ibadah dengan takut saja kliru. Oleh karena itu ketiga hal ini harus ada di dalam hati seseorang saat melaksanakan ibadah.
Ibadah seperti tersebutlah yang akan diterima di sisi Allah SWT. Allah SWT berfirman tentang ibadah kurban, “Tidak akan sampai kepada Allah SWT daging-dagingnya atau darahnya, akan tetapi yang akan sampai kepadaNya adalah ketakwaan dari kalian.” (QS al-Haj:37).


Melaksanakan ibadah Puasa dengan disertai Sunnah NabiNya
Amalan ibadah yang tidak sesuai dengan syariatnya tidak akan diterima oleh Allah SWT, dan tidaklah Allah SWT mensyariatkan perintahNya kecuali melalui utusanNya. Allah SWT berfirman, “Katakanlah (Muhammad) : Jika kalian benar-benar mencintai Allah maka ikutilah aku, niscaya Allah akan mencintai kalian dan mengapuni dosa-dosa kalian.” (QS Ali Imran:31).

Nabi Muhammad SAW bersabda,” Barang siapa yang mengada-adakan dalam urusan (agama) kami ini sesuatu yang bukan termasuk bagian darinya maka ia pasti tertolak.” (HR Bukhari dan Muslim dari ‘Aisyah r.a.)
Imam Syafi’I r.a. berkata, “ Kaum muslimin telah sepakat, bahwa barang siapa yang telah jelas baginya suatu tuntunan (Hadits) maka tidak halal baginya untuk meninggalkan dengan alasan mengikuti pendapat orang lain.” Imam Ahmad r.a. menegaskan, “ barang siapa yang menolak hadits Rasulullah SAW, maka sesungguhnya dia berada di tepi jurang kehancuran.”

Mengharap Pahala dan Ampunan Allah SWT
Pahala dari Allah dan ampunaNya adalah hal yang teramat dibutuhkan oleh seorang hamba. Sementara pahala dan ampunan Allah SWT diperuntukkan bagi hamba-hambanya yang menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Puasa merupakan salah satu bentuk perintah Allah SWT yang dapat menghapus dosa-dosa yang tekah lalu.

Oleh karena itu, seyogyanya hamba Allah menyadari bahwa dosa yang telah dilakukannya adalah bencana dan musibah baginya untuk itu dia harus segera bertaubat dan kembali kepada Allah SWT.

Bulan Suci Ramadhan sebentar lagi akan tiba, alangkah buruknya kita jika bulan yang penuh akan berkah ini berlalu begitu saja tanpa curahan pahala Allah SWT dan AmpunanNya. Semoga Allah mempertemukan kita dengan bulan Ramadhan ini, melarutkan kita dalam lezatnya ibadah dan bermunajat. Menangisi dosa kita dan kesalahan kita.


No comments:

Post a Comment

Silahkan Bekomentar dengan Bijak dan Sesuai dengan Topik yang sedang kita bahas